Selasa, 12 Januari 2016

Kejanggalan Sosial di Kehidupan Sehari-hari (Budaya Mengantri)


KATA PENGANTAR  

         Alhamdulillah hirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah  melimpahkan nikmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini sedikit membahas mengenai kejanggalan sosial yang ada di kehidupan sehari-hari.
          Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami kondisi dan situasi dilingkungan sekitar, agar lebih peka terhadap lingkungan, serta penerapannya pada saat kegiatan belajar mengajar.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dari makalah Ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.




BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menelaah tentang masalah-masalah sosial di dalam sebuah masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia. Masalah yang dihadapi tidaklah sama, disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial, politik, moral dll. Segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial atau suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang menimbulkan kekacauan. Pengertian Ilmu Sosial Dasar menurut para ahli yaitu menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak  diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
Ilmu sosial dasar yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang kejanggalan sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kejanggalan sosial sering sekali kita temukan pada kehidupan sehari-hari tetapi kita tidak menyadari, dan terlebih kejanggalan sosial sering membuat kita merasa risih, atau bisa saja kita dirugikan dan menimbulkan kekacauan.

1.2    Perumusan Masalah
Ada beberapa hal yang akan dibahas pada makalah ini antara lain faktor pendukung terjadinya masalah sosial serta bagaimana cara penanggulangan dan pencegahan dari masalah sosial tersebut.

1.3    Pembatasan Masalah
Pembatasan digunakan untuk mempermudah dalam pembuatan makalah tersebut. Pembatas pada makalah ini antara lain:
1.      Pembuatan makalah hanya di dasari pada perilaku sehari-hari.
2.      Bersumber dari internet ataupun jurnal.

1.4    Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah mahasiswa dapat memperluas wawasan pemikiran serta kemampuannya dalam pemahaman Ilmu Sosial Dasar. Mahasiswa dituntut untuk peka terhadap lingkingan sekitar dan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. 




BAB II
PEMBAHASAN


Ilmu sosial dasar membahas tentang masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Masalah yang terjadi bisa berupa kejadian yang baik dan kejadian yang merugikan untuk orang lain. Pada bahasan ini, saya membahas tentang kejanggalan sosial yang terjadi pada masyarakat seperti budaya mengantri. Apasih itu budaya mengantri, menurut Godam (dalam Sukadji 2007:64) bahwa budaya adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang ditampilkan seseorang  atau sekelompok orang melalui ke hidupan sosial yang diperoleh melalui proses berpikir manusia dari suatu kelompok manusia. Pendapat ini mengandung arti  bahwa budaya adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai  nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,   pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, antrian adalah peristiwa antri adalah suatu kejadian yang biasa  dalam kehidupan sehari-hari seperti menunggu didepan loket untuk mendapatkan  tiket bus, pada nak, pada kasir supermarket, dan situasi-situasi yang lain  merupakan kejadian yang sering ditemui. Dalam kaitan dengan hal ini, Hidayah (1996: 12) mengemukakan bahwa antri adalah kegiatan di tempat-tempat  tertentu  dimana  sekumpulan  orang  harus  mematuhi  urutan  mendapat  giliran memperoleh kesempatan atau barang tertentu. Aktivitas  antri bukan merupakan hal yang baru, antri timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan dan fasilitas layanan,   sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Uaian tersebut menunjukkan bahwa budaya  bahwa antri adalah suatu keseluruhan dari pola perilaku yang ditampilkan seseorang atau sekelompok orang melalui kehidupan sosial yang diperoleh  melalui  proses  berpikir  kelompok  orang  tersebut  dalam  mematuhi  urutan  mendapat giliran memperoleh kesempatan atau barang tertentu. Masalah dari budaya mengantri adalah sering sekali kita menemui antrian seperti diloket pembayaran, kasir, dll, tidak sedikit ditemukan seorang yang tidak sabar menunggu antrian yang panjang sehingga memutuskan untuk menyelak dengan alasan buru-buru, dsb. Pada peristiwa ini sangat mengganggu orang lain yang tertib mengantri, sehingga menimbulkan masalah yang terjadi pada masyarakat. Saya sendiri merasakan bertapa menyebalkannya seseorang yang menyelak seenaknya. Saya akan membuat contoh kasus dari masalah yang saya alami ini.


Pada tanggal 25 Desember 2015, saya sedang berada dipasar swalayan untuk membeli berbagai keperluan sehari-hari. Setelah merasa kebutuhannya sudah cukup saya membayar pada kasir pembayaran. Awalnya tidak ada masalah, semua mengantri dengan tertib, karena memang sedang ramai sekali di semua kasir pembayaran. Tiba-tiba datang seorang ibu-ibu menyelak. Biasanya saya membiarkan yang seperti ini apabila orang itu meminta maaf atau sekedar senyum saja. Namun ibu yang satu ini datang dengan muka yang cemberut, jutek melihat ke arah saya lalu langsung menggambil barisan didepan saya. Saya ingin sekali menegur ibu tersebut tapi orang tua saya membiarkannya. Dalam masalah ini apabila orang yang diselak merasa keberatan maka akan memicu terjadinya keributan, dan menjadi tidak tertib apabila ada yang melihat ibu itu menyelak lalu mengikuti untuk menyelak juga. Penyelesaiannya seharusnya setiap individu harus mempunyai kesadaran sendiri untuk tertib mengantri, dan menerapkannya pada anak-anaknya agar di contohkan yang baik-baik. Budaya mengantri itu penting, pada negara-negara maju sudah diterapkan budaya mengantri seperti ini. Sehingga pada negara tersebut setiap warganya menjadi tertib dan tertata seperti contohnya negara jepang, dan amerika.




BAB III
PENUTUPAN


Kesimpulan dan Saran
Dari masalah yang saya alami, budaya mengantri harus diterapkan oleh masyarakat agar menjadi tertib dan tertata. Apabila banyak sekali orang yang tidak bisa sabar untuk mengantri maka akan membuat suasana menjadi ricuh. Ternyata hal yang semudah ini masih saja banyak yang melakukan kecurangan dan membuat suasana menjadi ricuh. Maka agar tidak terjadi hal-hal yang seperti diatas budaya mengantri harus kita terapkan pada orang di sekitar kita terutama pada anak-anak. Tentu kita yang memulai budaya antri sebelum kita menyontohkan ke orang lain. Dengan budaya mengantri semuanya akan lancar dan cepat. Terapakan budaya antri di mana saja supaya hidup lebih indah dan negara indonesia ini akan semakin maju dan akan terkenal telah menerapkan budaya mengantri.





DAFTAR PUSTAKA
       http://dwikimawa.blogspot.co.id/2012/03/budaya-mengantri.html