KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
hirabbilalamin, puji
syukur kami
panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah
melimpahkan nikmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Makalah ini sedikit membahas mengenai kejanggalan sosial yang ada di kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya makalah ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami kondisi dan situasi dilingkungan sekitar, agar lebih peka terhadap
lingkungan, serta penerapannya pada saat kegiatan belajar mengajar.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
harapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dari makalah Ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu
Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menelaah tentang
masalah-masalah sosial di dalam sebuah masyarakat yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia. Masalah yang dihadapi tidaklah sama,
disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan
keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial, politik, moral
dll. Segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial atau
suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas studi, mempunyai
sifat yang menimbulkan kekacauan. Pengertian Ilmu Sosial Dasar menurut para
ahli yaitu menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi
yang tidak diinginkan oleh sebagian
besar warga masyarakat.
Ilmu
sosial dasar yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang kejanggalan
sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kejanggalan sosial sering
sekali kita temukan pada kehidupan sehari-hari tetapi kita tidak menyadari, dan
terlebih kejanggalan sosial sering membuat kita merasa risih, atau bisa saja
kita dirugikan dan menimbulkan kekacauan.
1.2
Perumusan
Masalah
Ada
beberapa hal yang akan dibahas pada makalah ini antara lain faktor pendukung
terjadinya masalah sosial serta bagaimana cara penanggulangan dan pencegahan
dari masalah sosial tersebut.
1.3
Pembatasan
Masalah
Pembatasan digunakan
untuk mempermudah dalam pembuatan makalah tersebut. Pembatas pada makalah ini
antara lain:
1.
Pembuatan makalah hanya di dasari pada
perilaku sehari-hari.
2.
Bersumber dari internet ataupun jurnal.
1.4
Tujuan
Permasalahan
Adapun tujuan dari penulisan
Makalah ini adalah mahasiswa dapat memperluas wawasan pemikiran serta
kemampuannya dalam pemahaman Ilmu Sosial Dasar. Mahasiswa dituntut untuk peka
terhadap lingkingan sekitar dan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan
sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu sosial dasar membahas
tentang masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Masalah yang terjadi bisa
berupa kejadian yang baik dan kejadian yang merugikan untuk orang lain. Pada
bahasan ini, saya membahas tentang kejanggalan sosial yang terjadi pada
masyarakat seperti budaya mengantri. Apasih itu budaya mengantri, menurut Godam
(dalam Sukadji 2007:64) bahwa budaya adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola
perilaku yang ditampilkan seseorang atau
sekelompok orang melalui ke hidupan sosial yang diperoleh melalui proses
berpikir manusia dari suatu kelompok manusia. Pendapat ini mengandung arti bahwa budaya adalah suatu falsafah dengan
didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang
dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku,
cita-cita, pendapat, pandangan serta
tindakan yang terwujud dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya, antrian adalah peristiwa antri adalah suatu kejadian
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari
seperti menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket bus, pada nak, pada kasir supermarket,
dan situasi-situasi yang lain merupakan
kejadian yang sering ditemui. Dalam kaitan dengan hal ini, Hidayah (1996: 12)
mengemukakan bahwa antri adalah kegiatan di tempat-tempat tertentu
dimana sekumpulan orang
harus mematuhi urutan
mendapat giliran memperoleh
kesempatan atau barang tertentu. Aktivitas
antri bukan merupakan hal yang baru, antri timbul disebabkan oleh
kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan dan fasilitas
layanan, sehingga pengguna fasilitas
yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Uaian
tersebut menunjukkan bahwa budaya bahwa
antri adalah suatu keseluruhan dari pola perilaku yang ditampilkan seseorang
atau sekelompok orang melalui kehidupan sosial yang diperoleh melalui
proses berpikir kelompok
orang tersebut dalam
mematuhi urutan mendapat giliran memperoleh kesempatan atau
barang tertentu. Masalah dari budaya mengantri adalah sering
sekali kita menemui antrian seperti diloket pembayaran, kasir, dll, tidak
sedikit ditemukan seorang yang tidak sabar menunggu antrian yang panjang
sehingga memutuskan untuk menyelak dengan alasan buru-buru, dsb. Pada peristiwa
ini sangat mengganggu orang lain yang tertib mengantri, sehingga menimbulkan
masalah yang terjadi pada masyarakat. Saya sendiri merasakan bertapa
menyebalkannya seseorang yang menyelak seenaknya. Saya akan membuat contoh
kasus dari masalah yang saya alami ini.
Pada tanggal 25 Desember
2015, saya sedang berada dipasar swalayan untuk membeli berbagai keperluan
sehari-hari. Setelah merasa kebutuhannya sudah cukup saya membayar pada kasir
pembayaran. Awalnya tidak ada masalah, semua mengantri dengan tertib, karena
memang sedang ramai sekali di semua kasir pembayaran. Tiba-tiba datang seorang
ibu-ibu menyelak. Biasanya saya membiarkan yang seperti ini apabila orang itu
meminta maaf atau sekedar senyum saja. Namun ibu yang satu ini datang dengan
muka yang cemberut, jutek melihat ke arah saya lalu langsung menggambil barisan
didepan saya. Saya ingin sekali menegur ibu tersebut tapi orang tua saya
membiarkannya. Dalam masalah ini apabila orang yang diselak merasa keberatan
maka akan memicu terjadinya keributan, dan menjadi tidak tertib apabila ada
yang melihat ibu itu menyelak lalu mengikuti untuk menyelak juga. Penyelesaiannya
seharusnya setiap individu harus mempunyai kesadaran sendiri untuk tertib
mengantri, dan menerapkannya pada anak-anaknya agar di contohkan yang
baik-baik. Budaya mengantri itu penting, pada negara-negara maju sudah
diterapkan budaya mengantri seperti ini. Sehingga pada negara tersebut setiap
warganya menjadi tertib dan tertata seperti contohnya negara jepang, dan
amerika.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
dan Saran
Dari masalah yang saya alami,
budaya mengantri harus diterapkan oleh masyarakat agar menjadi tertib dan
tertata. Apabila banyak sekali orang yang tidak bisa sabar untuk mengantri maka
akan membuat suasana menjadi ricuh. Ternyata hal yang semudah ini masih saja
banyak yang melakukan kecurangan dan membuat suasana menjadi ricuh. Maka agar
tidak terjadi hal-hal yang seperti diatas budaya mengantri harus kita terapkan
pada orang di sekitar kita terutama pada anak-anak. Tentu kita yang memulai
budaya antri sebelum kita menyontohkan ke orang lain. Dengan budaya mengantri
semuanya akan lancar dan cepat. Terapakan budaya antri di mana saja supaya
hidup lebih indah dan negara indonesia ini akan semakin maju dan akan terkenal
telah menerapkan budaya mengantri.
DAFTAR PUSTAKA
http://dwikimawa.blogspot.co.id/2012/03/budaya-mengantri.html